Kamis, 20 September 2012

Save Our Palestine!

Oleh Muhammad Sholeh al-Ihsany
Aktivis HMI Fakultas Adab yang selalu berkarya dengan senyuman.

Saya teringat ketika setelah beberapa saat berita tentang penyerangan kapal misi kemanusiaan untuk Gaza "Mavi Marmara" yang diserang dengan membabi buta oleh militer Israel dengan berujung terlukanya beberapa relawan, ditawan, bahkan di bunuh. Tiba-tiba sebuah pesan singkat dari teman sekolah saya masuk ke inbox HP, dia menanyakan tanggapan dan langkah apa yang akan saya lakukan setelah mendengar berita yang memilukan tersebut?. Saya terdiam sejenak, seakan belum paham mengapa tiba-tiba dia bertanya seperti itu?. Lalu setelah larut merenung saya tertunduk malu, mungkin tujuan teman saya hanya ingin tahu apa yang dilakukan seorang mahasiswa yang kata orang sangat kritis, dinamis, dan kreaktif.

Kejadian di Gaza, Palestina adalah kejadian yang menjadi sorotan internasiaonal, banyak kalangan mengecam tragedi tersebut yang konon telah berlangsung di Palestina sejak 2006 bahkan sebelum itu. Namun dunia internasional hanya bisa mengecam tanpa mampu melakukan langkah konkret menstop kebrutalan zionis Israel di Gaza tersebut Israel mengklaim perbuatan mereka diizinkan oleh undang - undang internasional, denagn dalih "karena itu, sesuai hukum internasional" ungkap Menlu Israel Yighal Palmor. Sikap tidak senonoh ini dilanjutkan sengan menolak seruan PBB untuk diadakan penyelidikan terhadap penyerbuan itu.


Perlu kita ketahui mengapa Israel sangat ‘bernafsu’ membungi haguskan Palestina? Kurang lebih ada empat tujuan mereka. Pertama, adalah menghancurkan HAMAS (fraksi islam garis keras di Palestina), sebuah tujuan yang betul-betul tidak realistis. Bahkan HAMAS dicap teroris oleh mereka. Kedua, adalah untuk kepentingan pemilu di Israel. Penyerangan di Gaza juga dilakukan untuk menolong Kadima dan sebuah usaha untuk mengalahkan Likud dengan pemimpinnya Benyamin Netanyhu, yang baru-baru ini mendapatkan suara terbanyak. Ketiga, berkaitan dengan militer, terutama Setelah rasa malu yang diterimanya saat memerangi Libanon selama musim panas tahun 2006, maka Israel telah berusaha mencari kesempatan untuk kembali dengan membangun kekuatan global. Keempat, usaha mereka untuk menghentikan diluncurkannya roket Qassam ke wilayah kota di bagian selatan Israel. Sebenarnya empat tujuan ini hanyalah topeng mereka saja.

Meskipun begitu alasan mereka sungguh tak dapat diterima karena mereka mengutamakan kepentingannya sendiri yang buram di mata dunia dengan cara menghancurkan, mengebom, meblokade, dan melarang masukya bantuan kemanusiaan ke wilayah Gaza. Mereka tak melihat sisi kemanusian, bagaimana dengan masa depan rakyat Gaza?. Maka lazimlah bila Sekarang Gaza disebut sebagai "penjara" terbesar didunia.

Berbagai dampak buruk pemblokiran tampak dalam kehidupan masyarakat Gaza secara sosial dan ekonomi. Kekurangan sandang, pangan, ketiadaan tempat tinggal, minus listrik dan air bersih, sekolah-sekolah yang rata dengan tanah, kehilangan pekerjaan dan rasa aman – tidak ada jaminan keselamatan jiwa, mewarnai kehidupan warga Gaza sehari-hari.

Sampai sekarang tak ada seorangpun yang bisa menghentikan tragedi tersebut walaupun aksi solidaritas dilakukan oleh beberapa kalangan agamis, nasionalis dan termasuk pula datang dari mahsiswa, namun semua itu toh tak mengubah sikap zionis Israel. sampai PBB yang didirikan untuk menciptakan perdamaian dunia tidak mampu meredamnya.

Maka sebagai peutup tulisan ini, kita perlu mengamini pendapat Din Syamsuddin yang merupakan Ketua prakarsa persahabatan Indonesia-Palestina yakni , ”sikap Indonesia tidak cukup hanya dengan memprotes atau mengutuk kekejaman Israel, tetapi harus diwujudkan dalam langkah yang lebih efektif untuk menimbulkan efek jera terhadap Israel.”***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar